Selasa, Juni 21, 2011

MENGENAL PENYAKIT 'VULVOVAGINAL CANDIDIASIS'

                                                      oleh: dr. Ova Emilia SpOg MMed PhD

     Istilah vulvovaginalis candidiasis mungkin asing di telinga masyarakat awam. Namun ketika kita membicarakan soal keputihan, nyeri, gatal dan perasaan terbakar di organ intim kewanitaan, sebagian besar wanita bisa saja pernah mengalaminya.
     Penyakit yang diakibatkan oleh jamur ini mungkin tidak terlalu mengancam hidup seseorang, namun keberadaannya tentu sangat tidak diharapkan , terutama karena rasa tidak nyaman ayang ditimbulkannya. Sebelum mengetahui bagaimana cara mencegahnya, mari kita telaah dulu mengenai candidiasis itu.
     Lingkungan di sekitar kita ini dipenuhi oleh virus, mikroba, bakteri, dan jamur yang tidak kasat mata dan organ reproduksi kita bisa saja terkena masalah yang berkaitan dengan serangan organisme tesebut. Vulvovaginalis candidiasis merupakan penyakit yang muncul akibat serangan jamur Candida albicans.
     Kondisi ini ditandai adanya dermatitis atau peradangan pada kulit di daerah V (daerah intim wanita). Pada orang yang mengalami serangan Candida albicans biasanya sering mendapati gejala keputihan. Meski demikian, keputihan juga dapat dipengaruhi faktor lain seperti ketidakseimbangan jumlah bakteri, serangan Trichomonas vaginalis dan karena pertumbuhan bakteri Lactobacilli yang berlebihan. Keputihan karena candida ini lebih sulit untuk dibedakan dengan keputihan karena faktor lain. Pasalnya vagina sebenarnya memang secala alami berada dalam kondisi lembab. Keputihan yang terjadi biasanya berwarna jernih atau dapat meninggalkan noda pada pakaian dalam.
     Gejala yang sering muncul salah satunya adanya rasa gatal, nyeri dana tau rasa terbakar di vagina dan keputihan seperti tahu pecah yang banyak. Selain itu, kemerahan juga dapat terjadi pada bagian luar dan dalam vulva dan dapat menjalar hingga selangkangan, perut bagian bawah dan paha.
     Gejala-gejala tersebut dapat memburuk jika wanita yang mengalaminya melakukan hubungan suami istri (senggama) karena adanya luka pada organ intim.
              Jamur di daerah intim
     Sebenarnya pada kondisi normal wanita memiliki jamur Candida albicans pada tubuhnya namun tidak disadari, karena merupakan kondisi yang tidak berbahaya. Salah satu alasan mengapa jamur ini dapat tumbuh pada bagian intim wanita, karena pada organ tersebut terdapat glikogen yang mampu menopang kehidupan jamur seperti Candida albicans.
     Hormon estrogen yang bertanggung jawab terhadap munculnya jamur ini. Hormon tersebut dapat dapat memicu vagina memproduksi lebih banyak glikogen. Hal ini merupakan alasan mengapa asus candidiasis banyak terjadi pada wanita usia subr (masih memiliki cukup estrogen), yakni usia 15-15 tahun.
     Berikut ini faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya candidiasis:
     - kehamilan
     - terapi hormon estrogen
     - diabetes mellitus
     - anemia zat gizi besi
     - menurunnya fungsi imun misalnya pada kondisi penyakit HIV
     - gangguan kulit lainnya seperti psoriasis.
               Apa yang harus dilakukan?
     a. Perhatikan pakaian dalam yang digunakan.
Memperhatikan pakaian dalam yang digunakan adalah salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya candidiasis. Usahakan selalu menggunakan celana dalam berbahan katun dan sebaiknya menghindari penggunaan celana dalam dari bahan nylon. Selain itu, tidak sering menggunakan celama yang ketat, karena juga membantu mencegah masalah pertumbuhan jamur ini.
     b. Menjaga gaya hidup yang sehat.
Selain soal pakaian, menjaga gaya hidup yang sehat dengan memperhatikan kebersihan pribadi juga penting untuk dilakukan. Cobalah untuk tidak menggunakan sabun biasa untuk membersihkan organ intim. Gunakan pembersih kewanitaan yang bukan sabun atau sering disebut dengan pembersih khusus daerah kewanitaan. Berendam di bak mandi dengan air garam juga dapat dilakukan untuk menekan pertumbuhan jamur.
     c. Obat anti jamur
Jika keputihan akibat candidiasis sudah terlanjur terjadi, maka produk obat antijamur yang biasanya dikemas dalam bentuk krim dapat digunakan. Menggunakan obat oles untuk mengatasi masalah ini sebenarnya dapat dilakukan, hanya saja penggunaannya sebaiknya tidak dilakukan pada jangka waktu yang lama, karena dapat menyebabkan dermatitis (radang kulit kelamin).
               Yang salah dan benar soal candidiasis
     Seringkali kita menemukan informasi yang tidak jelas soal candidiasis. Di masyarakat beredar banyak informasi mengenai penyakit ini, namun tidak semua informasi ini benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa informasi hanya bersumber pada asumsi, keyakinan atau pengalaman pribadim, sehingga belum tentu benar secara medis. Berikut ini beberapa contoh kepercayaan yang salah dari masyarakat terhadap candidiasis:
     - Karena infeksi in terkait organ seksual maka terapi harus dilakukan terhadap pasangan
Infeksi jamur bukanlah infeksi yang menular karena itu berkaitan dengan ketahanan dan personal hygiene atau kebersihan pribadi masing-masing individu, sehingga terapi berpasangan sebenarnya tidak diperlukan. Laki-laki cenderung memiliki reaksi singkat pada bagian penis dan dapat segera dihilangkan dengan krim antijamur. Selain itu, mengobati pasangang tidak serta merta menurunkan jumlah serangan candidiasis pada perempuan.
     - Diet rendah gula, rendah ragi, atau tinggi yoghurt
Kepercayaan ini belum terbukti secara ilmiah karena ragi yang kita makan (misalnya dari makanan yang terfermentasi) belum tentu secara langsung berhubungan dengan jamur di daerah vagina. Pada dasarnya makanan akan dicerna dalam saluran cerna lalu sisanya akan dibuang melalui feses.
     - Memberikan yoghurt pada vagina
Memberikan yoghurt secara langsung dengan harapan pertumbuhan bakteri Lactobacillus dapat menekan pertumbuhan jamur juga belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal ini hanya berdasrkan asumsi semata dan belum terbukti kebenarannya. Secara ringkas, membiasakan hidup sehat dan menjaga higiene organ intim akan membuat kita terhindar dari gangguan jamur yang sering menjengkelkan.


*) Dokter kebidanan dan kandungan pada RS Happy Land Medical Centre dan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta

sumber :
harian Kedaulatan Rakyat edisi Minggu Pon tanggal 19 Juni 2011 hal. 19

Kamis, Mei 19, 2011

Produk Natesh Pembalut dan Pantyliner

Testimoni

Aku termasuk yang selektif dalam memilih pembalut karena memiliki kulit yang sensitif. Pernah sih memakai pembalut yang biasa dijual di warung atau supermarket, tapi biasanya ada efek sampingnya berupa gatal-gatal, ruam kulit dan harus sering-sering ganti pembalut karena risih dan tidak nyaman. Karena kodratnya sebagai perempuan yang setiap bulan didatangi tamu maka mau ga mau ya harus pakai pembalut tho? Walaupun rasa ketidaknyamanan ini aku hadapi setiap bulan, aku terus nyari-nyari and mikir ... ada ga ya pembalut yang cocok dengan jenis kulitku yang sangat sensitif ini?

Terus ada lagi permasalahan selaing tamu bulanan tersebut yaitu masalah keputihan. Aku tuh ngerasa risih karena pada saat-saat tertentu terutama beberapa hari menjelang haid biasanya keputihan datang seperti haid artinya banyak keluar lendir putih. Kan ga enak tuh rasanya, harus ganti-ganti (maaf: cede) karena kalo pake yang namanya pantyliner hasilnya ya itu tadi gatal-gatal + ruam kulit. Apalagi kalo lagi hamil biasanya (mungkin dialami oleh temen-temen yang lagi hamil?) . Karena hormon tertentu (aku ga hafal apa namanya) biasanya akan mengalami keputihan berlebih dari biasanya saat tidak hamil.

Suatu saat aku dikasitau temen untuk mencoba NATESH . Terus terang saja aku termasuk yang tidak mudah percaya ya. Baru setelah ada beberapa temen yang sudah memakai dan mengatakan enak pakai natesh, aku coba dulu yang Natesh pantyliner (warna pink) selama beberapa hari. Ternyata enakeun loh... ga da ruam kulit lagi and gatal di sekitar kewanitaan juga ga aku rasakan lagi. cocok euy ....

Trus saat datang bulan aku coba Natesh Sanitary Pad Day (warna biru), ternyata nyaman juga. Ga da keluhan-keluhan lagi. Karena darah haidku yang keluar tidak berlebih alias sedang-sedang (kecuali saat nifas) jadi aku ga pake Natesh Sanitary Pad Overnight (warna ungu). Kata teman yang sudah pake Natesh Sanitary Pad Overnight katanya lebih enakeun daripada pembalut biasa lainnya. Selain nyaman dipake juga aromanya herbalnya tidak menyengat kemana-mana. Pernah suami temenku komentar saat temenku itu pake produk selain natesh (herbal juga) katanya aromanya menyengat jadi membuat ga nyaman sekitarnya. Akhirnya setelah pake natesh si suami temenku itu ga komentar (protes ? :) ) apa-apa lagi.

buat temen-temen yang masih penasaran ma produk Natesh Sanitary Pad, silakan buka webnya di http://www.kknatesh.com//

Untuk diketahui teman-teman Natesh Sanitary Pad adalah salah satu produk dari KKIndonesia. silakan buka di web http://www.KKIndonesia.com// . MLM sih, tapi kalo produk-produknya bermutu and kualitasnya lebih baik dari yang lain napa ga klo untuk mencobanya. Harga-harganya juga lumayan terjangkau kok. Aku seorang karyawan sekolah yang honornya tidak seberapa dan suamiku yang hanya staf LPM di sebuah universitas swasta juga gajinya kecil. Tapi demi menjaga kesehatan dan kualitas hidup maka kami berupaya mewujudnya salah satunya dengan menggunakan produk dari KK Indonesia tersebut.

Bagi temen-temen yang berminat boleh menghubungiku di :
email : anamaniz2003@yahoo.com
hp : 0815 616 8015 / 0888 688 5348 / 0274 7192748


Slamat mencoba ya


Ans